31 Januari 2009

Bahasa Betawi

Bahasa Betawi atau Dialek Melayu Jakarta atau Melayu Batavia ( bew )adalah sebuah bahasa yang merupakan anak bahasa dari Melayu. Mereka yang menggunakan bahasa ini dinamakan orang Betawi. Bahasa ini hampir seusia dengan nama daerah tempat bahasa ini dikembangkan, yaitu Jakarta.

Bahasa Betawi adalah bahasa kreol yang didasarkan pada bahasa Melayu Pasar ditambah dengan unsur-unsur bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa Jawa, bahasa dari Cina Selatan (terutama bahasa Hokkian), bahasa Arab, serta bahasa dari Eropa, terutama bahasa Belanda dan bahasa Portugis. Bahasa ini pada awalnya dipakai oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah pada masa-masa awal perkembangan Jakarta. Komunitas budak serta pedagang yang paling sering menggunakannya. Karena berkembang secara alami, tidak ada struktur baku yang jelas dari bahasa ini yang membedakannya dari bahasa Melayu, meskipun ada beberapa unsur linguistik penciri yang dapat dipakai, misalnya dari peluruhan awalan me-, penggunaan akhiran -in (pengaruh bahasa Bali), serta peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /ɛ/ pada beberapa dialek lokal.

Di bawah ini adalah beberapa kata dalam Bahasa Betawi dan artinya dalam bahasa Indonesia:

* siape = siapa
* ape = apa
* ade = ada
* aye = saya
* aje = saja
* Jakarte = Jakarta
* pastinye = pastinya
* katanye = katanya
* gile = gila
* ke mane = ke mana
* di mane = di mana
* sigit = masjid (berasal dari kata masigit dalam bahasa Sunda)Tokoh

Tokoh-tokoh bahasa Betawi modern:

* Firman Muntaco, yang terkenal dengan cerpen/artikel di koran tahun 1960an s/d 1980an
* Ganes T.H., yang terkenal dengan komik "Si-Jampang: Jago Betawi" yang isinya berbahasa betawi, tahun 1965an
* Benyamin Sueb, yang terkenal memainkan film-film yang bergenre "bahasa Betawi", tahun 1970an
* Syumanjaya, yang terkenal sebagai sutradara film "Si Doel: Anak Betawi", tahun 1970an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampaikan Pesan dan Komentar Anda